Saturday and Sunday is a very exciting time in Germany. Not because of the festivals or free concerts, but this weekly event has sucked most of people "lower middle income" or student (like me) to sneak in a cheap shopping. In Germany called Flohmarkt, or as in Indonesia might be interpreted "pasar loak", or in the United States called "garage sale". This type of market has a lot in various cities in the world, but in different terms and traditions. So, if you have time when visit some cities in Germany, just keep your eyes on this.
According to Wikipedia, mention that the term of this market is still much debated. According to the book "Word and Phrase Origins", the term comes from "Vallie Market" of Manhattan. However, some others saying that came from a flea market in rural areas of Paris which run since the late 17th century. While in Germany the term is derived from the last king Kleidergaben..
Western-style flea market, selling various used goods whose price is very cheap. Goods sold are also very varied, from children's toys, housewares, electronics, and carpentry tools. In addition, we can bargain here. This flea market is usually held in the open area, but in some places in the hall or building.
Traditional flea market is often organized by voluntary associations or specially formed working groups in each community. Some very famous flea market in Germany because of including the largest, longest and oldest, for example, flea markets of Berlin, Frankfurt (I've been here!), Bonn, Munich, Bremen (I live here :) ) and Hanover.
So, if you need something cheap while in vacation, just come to flohmarkt.
Flea markt in Germany
Posted by Traveling-freak at 12.12.09 0 comments
Tags: Europe, Events, Flohmarkt, Germany, Travel tips
The Palace of Versailles - France
Paris 5 - We were heading Palace of Versailles, or usually called the Château de Versailles. Actually, initially I was not too interested to get here, because we have to travel out about 45 minutes from the City of Paris. But, one of my friend really recommended this place. So, we just take the chance. But, suddenly just feel terrible when we arrived we have to joint into the very long queue.
After making the long line, we paid the tickets costs13.50 EUR per person (my son is free). There is also a ticket to enter the park (costs about 8 EUR), but we decided to enter only the palace. They provide headsets which explain detailed information, but we did not take it. Because I have to carry my son since stroller can not get in.
Once entered, my assumption proved wrong, this palace is very very very interesting. Does not stop me chuckle amazed at the grandeur of the building, which frankly is beyond my reasoning. The Château de Versailles was indeed included in the UNESCO World Heritage Site aka the world's cultural heritage. Again, how lucky us!
Posted by Traveling-freak at 29.11.09 0 comments
Tags: Europe, Family Travel, Hawis' family, The Palace of Versailles
Musée du Louvre - Paris
To explore the contents of this "pyramid museum", we had to buy a ticket for 9 EUR, and is valid for 3 hours. The museum is divided into three wings, Denon, Sully and Richelieu. So really not enough time with just three hours hehehe ..But, we have no worries, we already have a note what to visit.
The most impressive is the museum which located in the former Palace of the Louvre was built in the late 12th century by King Philip II. The museum officially opened on August 10, 1793 with a display around 537 paintings. Today, nearly 35.000 display materials. Incredible!
Of the many objects on display, there is one of the most attractive to visitors and have to wait long to be the most forward position. Yes, the famous painting "Mona Lisa". The painting is in the Denon Wing 1st Floor Room 6.
Although many people crammed, fortunately we were wrong entry point and not too taken by officers because we brought the stroller. So, please not jealous to see my picture below...
Posted by Traveling-freak at 29.11.09 0 comments
Tags: Europe, Family Travel, Hawis' family, Musée du Louvre, Paris
the Eiffel Tower - Paris
Paris 3 - Ada kebahagiaan tersendiri bisa sampai di menara Eiffel (Tour Eiffel) yang dibangun pada abad ke-19, pada liburan Oktober 2009 kemarin. Menara yang terbuat dari besi baja berlokasi di Champ de Mars – Paris. Kenapa sangat bahagia? Pertama liburan bersama keluarga tercinta, dan banyak sekali orang menganalogikan Eiffel dan Paris sebagai romantic place. Kedua, merupakan salah satu keajaiban dunia. Dan Ketiga, merupakan list teratas dari objek wisata yang harus dikunjungi dari Trip Advisor.
Arc de Triomphe
Paris 2 - Setelah dari basilica, kita langsung menuju the Arc de Triomphe. Monumen ini berada di pusat the Place Charles de Gaulle, sebelah barat dari kawasan Champs-Élysées. Monumen ini dipersembahkan bagi mereka yang sudah berjuang untuk Perancis, khususnya selama Perang Napoleon. Di dalam dan diatas dari monumen ini terdapat daftar jenderal dan orang-orang yg telah ikut berjuang. Sayangnya, kita gak ikutan naik ke atas monument.
Monumen yang setinggi 49.5 m ini di disain oleh Jean Chalgrin pada tahun 1806. Sayangnya gak bisa lama-lama disini, kita hanya menikmatinya beberapa saat sambil melihat-lihat atraksi jalanan yang dilakukan oleh sekelompok anak muda, soalnya Eiffel dah menunggu.
Posted by Traveling-freak at 28.11.09 1 comments
Tags: Arc de Triomphe, Europe, Family Travel, Hawis' family, Paris
Basilique du Sacré-Cœur
Paris 1 - Hari pertama langsung menuju ke Basilique du Sacré-Cœur. Basilika ini merupakan salah satu landmark kota Paris, yang didedikasikan untuk Jesus, yang selesai di bangun tahun 1914. Basilique du Sacré-Cœur terletak di puncak bukit Montmartre, titik tertinggi di kota Paris. Disini ada fasilitas lift, jadi pengunjung tidak perlu menyusuri dan menapaki tangga bukit setinggi 130 meter. Tapi hari itu kita hanya menikmati basilica ini dari bawah. Untuk menikmati keindahan ini tidak dipungut bayaran alias gratis.
Disepanjang jalan menuju basilica ini dipinggirannya banyak jualan souvenir dan berbagai baju dan pernak pernik Paris dan pastinya harganya terjangkau. Terus terang ini mengingatkan jalanan yang biasa kita temui di daerah stasiun dekat Bogor yang banyak menjual pernak pernik dengan harga yang murah. Tapi sebaiknya untuk membeli gantungan kunci, mending belinya di daerah Concorde yang dekat menara Eiffel, disitu jualnya murah banget, dengan 1 EUR bisa dapat 5 gantungan kuncil Eiffel, kalo di Basilica Cuma dapat 3. Murah kan!!! Karena ini tempat pertama yang kita kunjungi di Paris, jadi kebanyakan kita hanya surveu harga disini. Nah setelah sarapan dan berfoto-foto disini, kita langsung menuju Arc de Triomphe…
Posted by Traveling-freak at 28.11.09 3 comments
Tags: Basilique du Sacré-Cœur, Europe, Family Travel, Hawis' family, Paris
Persiapan liburan keluarga di Eropa
Alhamdulilah setelah urusan tetek bengek undangan dan visa selesai, sekarang saatnya mengatur jadwal perjalanan. Mulai dari transport, hotel dan tentunya objek wisata yang mau dikunjungi di setiap kota. Tahun ini kita mengunjungi kota Cologne (Germany), Paris (Perancis), Amsterdam (Netherlands), dan Berlin (Germany). Kalo Bremen dan sekitarnya gak perlu dihitung hehehe.. Liburan kali ini sangat special karena akan bersama anak dan istri. Makanya persiapannya juga harus matang dan harus senyaman mungkin. Dengan bermodal tanya sana dan sini, serta pengalaman teman-teman (khususnya Desti, yg kebetulan banget karna dia juga berlibur bersama keluarga di Paris, dan bikin Note yang super duper lengkap), akhirnya jadi juga jadwal perjalanan versi saya hehehe..
Posted by Traveling-freak at 10.11.09 0 comments
Tags: Amsterdam, Berlin, Europe, Family Travel, Hawis' family, Paris, Travel tips
Mitfahrgelegenheit = setiket tanpa kenal!
Situs ini memfasilitasi para traveler atau pengguna transportasi di Jerman. Karena disini banyak sekali fasilitas untuk bisa pergi bareng dengan hanya satu tiket (umumnya berlima), maka orang-orang yang belum cukup anggotanya, dalam rangka mengirit ongkos, maka mereka menawarkan jalan bareng dengan tiket tersebut.
Di situs ini, diberikan informasi siapa yang aja yang memberikan ajakan, tujuan kemana, jam berapa, ketemuan dimana, dan tentunya akan patungan harga tiket berapa. Misalnya saja, menggunakan Nierdersachsen ticket (salah satu tiket regional di jerman), maka biasanya mereka akan berbagi 5 atau 6 EUR, karna harga tiket utuh 28 EUR. Sangat menghemat kan.
Nah saya punya cerita nih, kemarin dalam rangka menjemput anak dan istri, saya mencoba fasilitas ini, dan mengunjungi www.mitfahrgelegenheit.de. Untuk saya sih masih ‘gratis’ karna sudah punya semester ticket dari universitas. Saya masuk ke situs tersebut, dan mendapati daftar orang-orang yang menawarkan tiketnya, sesuai dengan jadwal perjalanan yang saya inginkan. Akhirnya, saya dapat satu orang yang menawarkan 6 EUR per orang dari stasiun besar Hamburg ke stasiun besar Bremen, jam 16.15, dan meeting pointya di Burger King. Perfect!
Tapi, pas saya sudah di bandara Hamburg, tiba-tiba saya dapat sms dari orang yg punya tiket, katanya dia kecelakaan, jadi tiketnya dikasi ke orang, wahhh jadi mikir, bakal gak jadi menghemat nih. Akhirnya, pas nyampe di stasiun Hamburg, tanpa pikir-pikir lagi, menuju ke mesin tiket untuk membeli tiket seharga 20,80 EUR.
Tapi untungnya, ternyata ada orang yg menunggu disana, dan langsung nembak nanya ke saya, apa akan ke Bremen, ternyata dia mau ngajakin ‘mitfahr’. Dia langsung bilang 6 EUR per orang dan dia baru dua orang, wah pas banget! Saya langsung ok-in. Sambil nunggu kereta datang, saya bilang mau bayar sekarang, katanya nanti aja di dalam kereta. Ok, setelah di dalam kereta karna gak punya receh 6 EUR, saya kasihlah pecahan 10 EUR, tapi dia gak langsung kasi kembalian 4 EUR, saya pikir mungkin nanti bakal dikasi. karna saya dan istri ribet dengan barang bawaan pas nyampe stasiun Bremen, maka di dalam hati saya pikir, nanti aja pas di luar mintanya, saya percaya banget sama orang Jerman. Tapiii, ternyata oh ternyata, si ibu dan anaknya ini, langsung kabur, meski saya mencoba mengejar, setelah meletakkan barang2.. Jadinya, 4 EUR ku lenyap dah. Yah, tapi gak papalah, anggap sebagai pelajaran, jangan ragu-ragu dan terlalu percaya sama orang.. ;(
Klimahaus – Bremerhaven
Senang banget bisa menikmati dunia dalam beberapa jam di Klimahaus. Pada tanggal 16 September 2009 kemarin, kami dibawa ke tempat ini sebagai rangkaian acara “PhD and Postdoc meeting” di University of Bremen.
Uniknya Klimahaus, kita bisa mengitari bumi secara longitude 8 derajat yang dimulai dan diakhiri dari Bremerhaven, Jerman. Biasanya kita mengitari bumi dari timur ke barat, nah sekarang kita dibawa mengelilingi bumi dari utara ke selatan dan balik lagi ke utara. Menjelahi bumi secara longitude artinya menjelejahi kota dengan berbagai cuaca dan tradisi yang berbeda. Dimulai dari Bremerhaven – Jerman, Isenthal – Swiss, Seneghe- Sardinien – Italia, Kanak – Nigeria, Ikenge – Kamerun, Koenigin Maud Land – Antartika, Satitoa - Samoa, Gambel – Alaska, Hallig Langeness – Jerman, dan kembali lagi ke Bremerhaven. Kita dibawa mengelilingi sembilan kota-kota tersebut dengan suhu dan cuaca yang berbeda-beda. Mulai dari cuaca dingin, panas, kutub, tropis, semuanya bisa kita rasakan dalam sehari. Coba aja perhatiin foto globe dibawah ini..
Lebih dari 100 display yang ditampilkan untuk menarik pengunjung. Nah pas kita masuk, diberikan awal ceritanya dari perjalanan seseorang yang berkeliling dunia dengan arah longitude. Di sepajang perjalanan, si orang ini menceritakan adapt kebiasaan dari kota-kota yang disinggahi. Artinya dia sudah mengalami semuanya.. Pokoknya disetiap tempat sudah ada keterangannya masing-masing. Nah, foto yang saya ambil dibawah ini, salah satu lorong ketika akan pindah ke satu kota ke kota lain, intinya sih melewati ruang dan waktu.. Jadi kita benar-benar dibawa ke kondisi sebenarnya..
Harga tiket juga sangat bervariasi. Misalnya tiket yang saya pakai, untuk umur dewasa (18 tahun keatas) dikenai tiket seharga 12.50 EUR, dan anak2 dibawah 4 tahun gratis. Terbuka mulai jam 9 pagi sampai jam 7 malam untuk senin sampai dengan jumat, sedangkan akhir pekan atau hari libur dari jam 10 sampai 7 malam.
Meski baru dibuka secara resmi pada 27 Juni 2009, tapi tempat sudah banyak menarik para wisatawan. Pencetus ide dari terbentuknya Klimahaus adalah Dr. Carlo Petri, Petri & Tiemann GmbH. Mereka menaruh target sebanyak 600,000 pengunjung setiap tahunnya.
Penasaran? Ayooo coba aja ke Bremerhaven. Lumayan kan bisa merasakan semua musim dari tujuh kota hanya dalam waktu 2-3 jam…
Road to Visa
Mau berbagi pengalaman bagaimana rumitnya mengundang keluarga untuk berkunjung ke Jerman. Karna kebayang betapa susahnya mencari tahu kemarin. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Dari sini, saya harus menyediakan dua berkas, undangan resmi dari imigrasi jerman dan undangan pribadi yang disahkan notaris. Karna saya mengundang istri kurang dari tiga bulan masa tinggal, jadinya saya tidak bisa melibatkan DAAD dalam proses undangan.
Undangan resmi dari Imigrasi Jerman
- Buat termin alias janji dengan kantor imigrasi (Stadtamt). Kemarin saya mengurusnya di Buerger Service Center karena letaknya di tengah kota. O iya, dimana-mana di Jerman, umumnya harus membuat janji dulu sebelum bertemu, khususnya kantor pemerintahan. Nah kebetulan pas bulan Juli kemarin lagi padat-padatnya, jadi saya harus menunggu dua minggu untuk dapat termin.
- Pastikan ditemani sama teman yang jago bahasa jerman pas hari H (maklum bahasa jermanku masih nihil, masih susah nangkapnya, thanks ya Ucup!)., karna umumnya orang Jerman males untuk pake bahasa inggris. meski notabene mereka bekerja di imigrasi, yang tiap hari pasti bertemu orang asing.
- Pas hari H, ternyata harus menyetor uang jaminan cash dan pastinya saya gak bawa dan terpaksa harus bikin termin baru. Dua hari kemudian, saya datang lagi dengan membawa uang jaminan dan setelah dicek2 visanya gak memungkinkan mengundang orang. Hiksss.. akhirnya setelah saya ceritakan kalau istri saya sudah akan ke kedubes di jakarta, dia memberikan surat sakti untuk bisa datang kapan saja tanpa melalui termin.
- Jadi, Pastikan visa atau ijin tinggal masih berlaku minimal 6 bulan. Karna kemarin visa saya habis pas Oktober dan tidak mungkin untuk memperpanjang saat itu juga, maka saya harus mencari wakil yang mau menjadi pihak pengundang (Terima kasih banyak yah Pak Gery).
- Siapkan uang jaminan 1000 EUR per orang ditambah 300 EUR utk orang dewasa dan 200 EURanak kecil. Jadi saya harus menyimpan uang sebesar 2500 EUR (huaaaa banyak bangettt..tabungan langsung mengempis)
- Setelah itu mengisi formulir.
- Biaya administrasi 30 EUR
- Nanti kita dikasi bukti pengembalian jaminan (Ausreisenachweis). Surat ini nanti harus diserahkan pas pengecekan paspor di bandara pada saat tamu sudah mau pulang. Kalo gak, duit jaminan bisa tidak dikembalikan.
Undangan pribadi
Persyaratan ini baru diketahui setelah istri saya di kedubes jerman di jakarta. Alhasil, hari itu juga saya harus mencari kantor notaris yang tidak perlu membuat termin. Setelah 5 kantor notaris yang dijabangi. Akhirnya dapat juga di daerah domsheide, namanya Werner Hauschildt – Notar in Bremen (Terima kasih banyak kang Yudi dan Mba Dewi yang sudah rela ditelp-telp). Thanks to Herr Hauschildt atas keramah tamahannya. Prosesnya juga tidak terlalu rumit. Hanya dalam setengah jam sudah jadi.
- Surat undangan pribadi ini sudah harus jadi (inggris atau jerman) dalam satu lembar. Karna kalo belum atau masih konsep, mereka minta charge lagi kalo harus mengedit.
- Surat sebaiknya sudah di print dan difotokopi minimal dua lembar
- Membawa paspor
- Biaya yang harus saya bayar sebesar 13 EUR.
Nah, kalau untuk urusan di Indonesia istri saya sudah mengulas abis disini. Sudah dibahas super duper lengkap. Alhamdulilah segala urusan untuk per-visa-an sudah beres. Dan tanggal 28 Agustus kemarin visanya sudah diapprove. Prosesnya cukup memakan waktu, pikiran, tenaga, emosi dan biaya.
Mudah-mudahan bermanfaat yah..
photo visa (1) taken from http://www.romantic-jewels.com/Bilder/visa.jpg
Kanu Schuehe!
Persiapan ke Jerman
Tahun ini sudah terjaring lagi penerima beasiswa DAAD. Beberapa diantaranya ada teman saya. Nah, pasti banyak yang dipikirkan pada saat sudah menerima beasiswa DAAD. Salah satunya persiapan menuju negara Jerman. Fisik dan mental sudah harus siap, karena pasti akan mengalami shock biologis dan tentunya shock kultur atau budaya. Untungnya sih selama persiapan bahasa selama 2 bulan di Goethe Insitut Jakarta, kita juga ada sesi perkenalan budaya. Baik budaya bermasyarakat atau bagaimana bergaul di lingkungan universitas. Terutama bagaimana menghadapi dosen dan profesor. Pasti beda banget!!! Sudah saya buktikan!!! Kita masih terpengaruh dengan budaya ’nrimo’ dan takut berkata ’tidak’ untuk profesor, pastinya selalu meng’iya’kan, padahal tidak setuju. Hal-hal kecil itu, pasti jadi kendala dalam menjalani studi. Untungnya, saya berada dibawah bimbingan profesor dan asisten profesor, yang sudah pernah ke Indonesia. Jadi, dia sering mengingatkan bagaimana bersikap, karna dia tahu betul karakter orang Indonesia.
Biasanya sih urusan administrasi seperti visa, sudah diurusi sama staf DAAD. Jadi kita tinggal mengisi berkas saja. Nah yang musti kita siapin sendiri adalah semua berkas-berkas akademik penting sebaiknya dibawa (disertai dengan kopi-nya yang terlegalisir). Yang gak musti dibawa adalah buku yang di pake di Goethe, karna kita pasti dibagikan buku baru lagi disini, kalau saya di Speak and Write Marburg.
Peralatan tempur pribadi jangan juga dilupa. Berikut ini beberapa barang yang dulunya saya bawa (dan berguna) : jaket winter (1 aja, pas nyampe disini juga ada yang murah koq!), long jhon alias daleman penahan dingin (sebaiknya bawa aja 3 atau 4, kadang susah cari ukurannya disini hehehe), kupluk (sebaiknya dari wool soalnya anget!), syal yang agak tebal aja (cukup satu lah, disini banyak koq!), sarung tangan dan kaos kaki wool, tiga macam pelembab (bibir, muka dan badan), sepatu kets (1 pasang aja), sepatu resmi juga satu pasang aja, baju batik, toiletries dan bekal makanan untuk satu minggu (jaga-jaga aja, sampe nanti nemu juga koq tempat makan misalnya kebab, dan toko asia).
Tahu bangetlah perasaannya bagaimana menyiapkan itu semua, pasti ribet. Tapi kuncinya bikin list, jadi lebih mudah mengaturnya. Jangan lupa bawa flash disc, sama data-data penting. Trus yang paling penting, bawa foto orang terkasih dong hehehehe...
Okeh, selamat menyiapkan perjalanan (nah selama perjalanan asyik juga kalo ditemani dengan MP3 player)....Dulu sih naiknya dengan Etihad Airways, murah meriah, full hiburan (musik dan film)..so MP3 player nya gak kepake...
image source here!
Werder Bremen fight AC Milan
It was like a dream, when i heard Werder Bremen will fight with AC Milan, right here in Wesser Stadion Bremen. It is really a good opportunity for me to watch live. So, I asked my friend also to joint. Then we were starting to search ticket, and we end up in ebay.com. Thank God finally we got it, but we have to wait until 18.02.2009, the H day, because he was in a journey.
Back to the game. This is round 32 of UEFA Cup 2008-2009. The first match result was 1 to 1. But I tell you, Werder really deserved to win. They had many chance to get score. But game is game. Like Germans said "Nach dem Spiel vor dem spiel", after this game there will be another game. The 2nd leg will be in AC Milan house in Italy. For your information, this season will be the final one using the current format; starting in 2009, the event will be known as the UEFA Europa League.
Well, this was my first experience watching international football game live in stadium. It was great to see Dida, Pirlo, Ronaldinho, Insaghi, and Beckham live!!! So win or lose, really doesn't matter for me. Guys, enjoy my pictures to feel the atmosphere in Wesser Stadion...
Posted by Traveling-freak at 19.2.09 4 comments
Tags: AC Milan, Events, Germany, UEFA Cup, Werder Bremen
Bremer Karneval
The Bremer Karneval is a unique event in Germany and now it has become Europe's biggest samba carnival developed. Every year the carnival will take place under a different motto. The 24th Bremer Karneval this is totally under the slogan "Red" (or in German “Rot”).
On 14 February 2009, Bremen again host about over 100 samba groups with over 1400 Sambistas from all over Germany and neighboring countries (the Netherlands, the first time Poland).
Posted by Traveling-freak at 14.2.09 0 comments
Tags: Bremen, Bremer Karneval, Europe, Events, Germany
Welcome money
Sebulan yang lalu saya mengurus visa belajar di BSU Uni-Bremen. Nah setelah mengisi itu, saya juga disarankan mengisi formulir ”uang selamat datang” alias ” Begrüßungsgeld”. Mau tahu gak berapa besarnya? 150 EURO. Sumpah itu gak main-main. Setiap mahasiswa disini pada tahun pertama tinggal alias punya visa studi pasti semua dapat yang namanya welcome money ini. Kabar ini sudah saya dapat dari beberapa teman, tapi karna harus balik ke Indonesia di awal semester, jadi belum kesampaian.
Adapun persyaratan untuk menerima uang ini adalah terdaftar sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di negara bagian Bremen, baik di kota Bremen atau di Bremerhaven. Selain itu, sudah mendaftarkan diri di Stadtamt (saya daftarnya di cabang Stadtamt - BürgerServiceCenter-Mitte pas pertama kali datang di akhir september 2008) dan akan tinggal paling tidak 12 bulan kedepan. Untuk mahasiswa tamu (guest student) tidak bisa menerima fasilitas ini, tapi jika ijin tinggalnya selama 12 bulan, jangan ragu lagi segera ambil kesempatan ini...
Jadi, gampang banget. Isi formulirnya di sini. Terus cetak dan tanda tangan. Lalu bawa deh tuh formulir ke BSU disertai dengan pengenal diri, form anmeldung dari stadamt, bukti imatrikulasi dan paspor. Nah si ibu di BSU akan mengecek data kita di data base komputer. Dan dalam sekejap, dia akan meng-cap formulir kita, artinya dalam 4 minggu uang akan masuk ke rekening kita...
Entah apa alasannya pemerintah negara bagian Bremen memberikan "uang saku" ini, tapi yang pasti uang ini telah menngantarkan saya untuk mendapatkan kamera DSLR Canon EOS 1000D..
Seneng kan!!! Makanya kuliah di Bremen aja hehehehe....
Posted by Traveling-freak at 8.2.09 2 comments
Tags: Begrüßungsgeld, Germany, Travel tips, Welcome money
bikini bottom!
This is my buddy Kadek, who is playing with the jelly fish. No no no, this species is not sting. Trust me. This is a non stingy jelly fish, who is live in the salt lake in the Kakaban Island. This is located in East Borneo - Indonesia, near Derawan Island. We were playing just like in the bikini bottom, in the Sponge Bob movie :)
It was awesome! also so many marine lifes settled on the bottom. Let me say, fish, sea cucumber, sponge, that's only few number that i can mention.
We were walking on the wood pathways, passing trough the forest in a small island, then we saw this paradise. We suddenly shut our mouth, just enjoy, and take a deep breath. It is spectacular view!
Well, I beg you guys to visit this nature heritage. You must be enjoy it. And, please do not hesitate, if you need a buddy, just call me :))
rob jakarta
Banjir air pasang atau Rob melanda Jakarta tahun lalu (2007). Dampaknya semakin besar seiiring dengan perubahan penggunaan lahan di wilayah pantai dan penurunan muka tanah di kawasan ini. Mungkin akan semakin memburuk dampaknya di kemudian hari akibat pemanasan global..
Semua seakan biasa saja..tapi pastinya banyak sekali kerugian yang didera saudara-saudar kita yang bermukim di kawasan ini, yang sebenarnya menurut ge jauh dari layak. Tak ada sanitasi yang bersih, air bersih pun sangat sulit untuk didapatkan. Harum semerbak dari ikan dan got menghiasi setiap hari.. Dan itupun semuanya muncul ke permukaan seiring dengan banjir rob ini...
Langkah pemerintah pun terlihat lamban. Karna belum dianggarkan, jadinya perbaikan tanggul yang roboh akibat terjangan ombak-pun di delay untuk diperbaiki...
Temans boleh menikmati hasil jepretan kamera poket gw pada saat itu disini. Setelah mengantar anak-anak sma pelita harapan berkunjung ke Pulau Pari lebih setahun lalu..
Salju di Freiberg akhiri perjalanan
Perutpun semakin membahana, artinya kita harus mengisi kampung tengah. Yup betul, kita memilih makan kebab di kedai turki. Banyak koq yang jualan disini. Sebelumnya sempat khawatir, karena menurut teman, sangat susah untuk da
Prosit NeuJahr aus Prague – Czech Republic
Posted by Traveling-freak at 6.1.09 0 comments
Tags: Czech Republic, Europe, new year, Prague, World Heritage Sites Visited
Jelajah kota tua Dresden
Posted by Traveling-freak at 5.1.09 0 comments
Tags: Dresden, Europe, Germany, World Heritage Sites Visited
Daki gunung Saechsische Schweiz
Hari kedua perjalanan, kami sudah merencanakan ke Saechsische Schweiz. Perjalanan hanya ditempuh sekitar 40 menit dengan kereta dari Dresden. Di daerah ini terdapat pegunungan namanya the Elbsandsteingebirge yang dibelah oleh sungai Elbe. Dingin pada hari itu tak menyurutkan langkah kami. Meski harus menggigil hihihi....
The Elbsandsteingebirge alias Elbe Sandstone Mountains berdiri diantara daerah saxon Jerman dibagian tenggara dan Republik Ceko. Tiga perempat dari daerah pegununangan ini merupakan wilayah Jerman. Dari kejauhan kami sudah melihat pegunungan ini. Indah banget. Tapi dah kebayang jalan menuju puncaknya (lebih dari 300 meter, dengan jarak 8 km). Kebayang kan capeknya!
Sebenarnya ada beberapa tempat menarik di daerah ini, tapi karna waktunya gak memungkinkan, kita putuskan hanya fokus di daerah Bastei. Menuju Bastei, kita harus menyeberangi sungai Elbe, tentunya dengan kapal. Disana sudah tersedia, hanya dengan membayar 1,50 EUR untuk PP.
Bastei sudah masuk dalam Taman Nasional Saechsische Schweiz. Daerah ini menjadi lokasi idaman untuk kegiatan hiking dan climbing. Nah karena ini musim dingin, lokasinya gak terlalu ramai. Tapi untunglah hari itu cuaca cerah (tapi tetap dingin!), kita pun bisa berjalan dengan santai dan tentunya berfoto-foto lagi hehehehe..
Daerah Bastei terkenal dengan jembatan yang menghubungkan antara batuan-batuan besar di ketinggian 300 m. Dulunya pada tahun 1824 jembatannya masih berupa kayu, tapi sekitar tahun 1851 digantikan dengan batuan. Spektakuler banget deh kalo liat langsung. Ajaiblaj lihatnya, pada tahun segitu sudah bisa membuat jembatan yang kokoh seperti ini. Salut!
Setelah dua jam lebih mengitari daerah ini dan sudah sampai di Puncak, kita putuskan untuk kembali. Oh ya, di puncak kami bisa melihat semua kalangan ada, pasangan kakek nenek tua muda sampai anak kecil tumplek disini. Keren banget deh warga disini! Semuanya menikmati keindahan alamiah pegunungan di tepi sungai Elbe. Sebelum pulang, tak lupa saya membeli cenderamata berupa gelas (yang memang setiap kota yang saya singgahi, pasti saya beli gelas mungil yang bertuliskan nama daerah itu, lumayan murah harganya sekitar 1,50 – 3 EUR).
Malamnya, kita numpang nginap di salah satu teman kami (Thanks ya Jimmy!), karena besoknya kami akan menjelajahi kota Dresden! (bersambung)
Musik Bach di Leipzig
Hari minggu tanggal 28 Desember 2008 bertiga kami berangkat dari kota Bremen dengan tiket akhir pekan. Kota pertama yang dituju dalam perjalanan ’mengakhiri tahun’ ini adalah Leipzig. Kota ini termasuk dalam kawasan Jerman Timur dulunya. Kota yang berpenduduk 500 ribuan ini kita jelajahi yang dimulai dari Stasiun Kereta Api (Leipzig Hauptbahnhof). Jaman dulu stasiun ini kabarnya terbesar di eropa, memang sih dari jumlah lajur nya ada sekitar 20an. Nah kita langsung nyebarang aja menuju kota tuanya, yang memang tak jauh dari situ.
Dari kota ini terlihat masih ada peninggalan bangunan yang masih berdiri dengan megah. Meski pada perang dunia, kota ini termasuk menjadi sasaran serangan. Memang jadinya terlihat, kota ini lebih metropolitan dibandingkan kota-kota tua yang ada di Jerman.
Tak jauh dari kota tua, kami berjalan menuju gereja dan museum johann sebastian bach. Sebenarnya gereja ini bernama St Thomas Lutheran (Thomas Kirche) dimana Bach pernah bekerja alias bermusik, tapi karna ada patung Bach disitu jadinya, lebih terkenal dengan sebutan Gereja Bach. Di depan gereja ini, kami memasuki museum bach. Disini dipajang semua karya bach dan sejarahnya, dan saya sempat mendengarkan musik langsung di dalam museum ini. Keren banget. Tentunya kami tak lupa berfoto di depan patung dan di dalam museum. Kesempatan yang langka.
Melanjutkan perjalanan, kami mengelilingi kota dengan berjalan kaki, dengan memandangi dan mengagumi bangunan-bangunan yang ada. City-Hochhaus Leipzig –dibangun tahun 1972 yang merupakan bangunan tertinggi di Leipzig dan bagian dari universitas-, The Federal Administrative Court of Germany dan Leipzig Neues Rathaus, merupakan beberapa gedung yang sempat kami dokumentasikan. Menurut kabar, kanselir jerman Angela Merkel juga dulunya belajar di Univeristas Leipzig di bidang Fisik.
Leipzig kota penuh sejarah yang sekarang lebih metropolis. Fasilitas yang sangat lengkap, mulai transportasi, gedung perkantoran dan perbelanjaan, semuanya terlihat sangat megah. Lepas dari itu, kami segera menuju stasiun untuk mengejar kereta menuju Freiberg, dimana kami akan transit yang hari berikutnya akan ke Saechsische Schweiz, sebuah taman nasional dekat Dresden (bersambung).
Menjadi turis tak perlu mahal!
Yup kalo pengen jadi turis di Jerman gak membutuhkan biaya yang mahal koq. Ini saya buktikan bersama teman-teman. Kami melakukan ’perjalanan wisata’ untuk menutup tahun 2008 dan membuka lembaran tahun 2009. Akhir tahun 2008 kami menjelajahi wilayah Jerman bagian timur, tepatnya di Leipzig, Saechsiche Schweiz, Dresden dan terakhir di Freiberg. Malam tahun baru kami lepas di kota Prague, Ceko. Dengan biaya transportasi gak lebih dari 70 EUR selama seminggu.
Perjalanan kami tempuh selama satu minggu. Ini kami perhitungkan supaya tetap bisa memakai tiket akhir pekan, yang tentu harganya sangat murah (37 EUR untuk berlima) dan pastinya pastikan sudah ada teman yang siap menampung (Thanks ya Widia dan Jim! Thanks ya Pak Azis). Dan tiket bus ke Prague pun gak mahal, cukup 28 EUR sudah bisa untuk pergi dan pulang. Murah kan! Meski sudah ada yang siap memberi tumpangan, tetap jangan lupa bawa Sleeping bag, buat jaga-jaga aja :D.
Terus untuk urusan makan sih tergantung selera masing-masing, kalo untuk snack sudah harus bawa dari rumah, dan kalaupun harus beli di luar, yah pastinya makan doner kebab atau KFC yang sudah jelas harganya. Tapi sekali-kali bolehlah coba makanan China, untuk memanjakan perut. Harganya masih sekitar 4-5 EUR.
Jadi jangan ragu-ragu kalau mau jalan-jalan yah..Kalo ada yang mau trip, jangan lupa ajak-ajak hehehe...Yang pasti semua harus direncakan dengan terinci... Dan harus bermodal nekat juga. Kan kapan lagi bisa menjelajahi Eropa kalau bukan sekarang. Ntar kalo dah pulang ke Indonesia, pasti susah deh...
Baca tulisan:
- Musik Bach di Leipzig
- Mendaki gunung di Saechsische Schweiz
- Jelajah kota tua Dresden
- Prosit NeuJahr aus Prague – Czech Republic
- Salju di Freiberg akhiri perjalanan