Banjir air pasang atau Rob melanda Jakarta tahun lalu (2007). Dampaknya semakin besar seiiring dengan perubahan penggunaan lahan di wilayah pantai dan penurunan muka tanah di kawasan ini. Mungkin akan semakin memburuk dampaknya di kemudian hari akibat pemanasan global..
Semua seakan biasa saja..tapi pastinya banyak sekali kerugian yang didera saudara-saudar kita yang bermukim di kawasan ini, yang sebenarnya menurut ge jauh dari layak. Tak ada sanitasi yang bersih, air bersih pun sangat sulit untuk didapatkan. Harum semerbak dari ikan dan got menghiasi setiap hari.. Dan itupun semuanya muncul ke permukaan seiring dengan banjir rob ini...
Langkah pemerintah pun terlihat lamban. Karna belum dianggarkan, jadinya perbaikan tanggul yang roboh akibat terjangan ombak-pun di delay untuk diperbaiki...
Temans boleh menikmati hasil jepretan kamera poket gw pada saat itu disini. Setelah mengantar anak-anak sma pelita harapan berkunjung ke Pulau Pari lebih setahun lalu..
rob jakarta
Salju di Freiberg akhiri perjalanan
Perutpun semakin membahana, artinya kita harus mengisi kampung tengah. Yup betul, kita memilih makan kebab di kedai turki. Banyak koq yang jualan disini. Sebelumnya sempat khawatir, karena menurut teman, sangat susah untuk da
Prosit NeuJahr aus Prague – Czech Republic
Posted by Traveling-freak at 6.1.09 0 comments
Tags: Czech Republic, Europe, new year, Prague, World Heritage Sites Visited
Jelajah kota tua Dresden
Posted by Traveling-freak at 5.1.09 0 comments
Tags: Dresden, Europe, Germany, World Heritage Sites Visited
Daki gunung Saechsische Schweiz
Hari kedua perjalanan, kami sudah merencanakan ke Saechsische Schweiz. Perjalanan hanya ditempuh sekitar 40 menit dengan kereta dari Dresden. Di daerah ini terdapat pegunungan namanya the Elbsandsteingebirge yang dibelah oleh sungai Elbe. Dingin pada hari itu tak menyurutkan langkah kami. Meski harus menggigil hihihi....
The Elbsandsteingebirge alias Elbe Sandstone Mountains berdiri diantara daerah saxon Jerman dibagian tenggara dan Republik Ceko. Tiga perempat dari daerah pegununangan ini merupakan wilayah Jerman. Dari kejauhan kami sudah melihat pegunungan ini. Indah banget. Tapi dah kebayang jalan menuju puncaknya (lebih dari 300 meter, dengan jarak 8 km). Kebayang kan capeknya!
Sebenarnya ada beberapa tempat menarik di daerah ini, tapi karna waktunya gak memungkinkan, kita putuskan hanya fokus di daerah Bastei. Menuju Bastei, kita harus menyeberangi sungai Elbe, tentunya dengan kapal. Disana sudah tersedia, hanya dengan membayar 1,50 EUR untuk PP.
Bastei sudah masuk dalam Taman Nasional Saechsische Schweiz. Daerah ini menjadi lokasi idaman untuk kegiatan hiking dan climbing. Nah karena ini musim dingin, lokasinya gak terlalu ramai. Tapi untunglah hari itu cuaca cerah (tapi tetap dingin!), kita pun bisa berjalan dengan santai dan tentunya berfoto-foto lagi hehehehe..
Daerah Bastei terkenal dengan jembatan yang menghubungkan antara batuan-batuan besar di ketinggian 300 m. Dulunya pada tahun 1824 jembatannya masih berupa kayu, tapi sekitar tahun 1851 digantikan dengan batuan. Spektakuler banget deh kalo liat langsung. Ajaiblaj lihatnya, pada tahun segitu sudah bisa membuat jembatan yang kokoh seperti ini. Salut!
Setelah dua jam lebih mengitari daerah ini dan sudah sampai di Puncak, kita putuskan untuk kembali. Oh ya, di puncak kami bisa melihat semua kalangan ada, pasangan kakek nenek tua muda sampai anak kecil tumplek disini. Keren banget deh warga disini! Semuanya menikmati keindahan alamiah pegunungan di tepi sungai Elbe. Sebelum pulang, tak lupa saya membeli cenderamata berupa gelas (yang memang setiap kota yang saya singgahi, pasti saya beli gelas mungil yang bertuliskan nama daerah itu, lumayan murah harganya sekitar 1,50 – 3 EUR).
Malamnya, kita numpang nginap di salah satu teman kami (Thanks ya Jimmy!), karena besoknya kami akan menjelajahi kota Dresden! (bersambung)
Musik Bach di Leipzig
Hari minggu tanggal 28 Desember 2008 bertiga kami berangkat dari kota Bremen dengan tiket akhir pekan. Kota pertama yang dituju dalam perjalanan ’mengakhiri tahun’ ini adalah Leipzig. Kota ini termasuk dalam kawasan Jerman Timur dulunya. Kota yang berpenduduk 500 ribuan ini kita jelajahi yang dimulai dari Stasiun Kereta Api (Leipzig Hauptbahnhof). Jaman dulu stasiun ini kabarnya terbesar di eropa, memang sih dari jumlah lajur nya ada sekitar 20an. Nah kita langsung nyebarang aja menuju kota tuanya, yang memang tak jauh dari situ.
Dari kota ini terlihat masih ada peninggalan bangunan yang masih berdiri dengan megah. Meski pada perang dunia, kota ini termasuk menjadi sasaran serangan. Memang jadinya terlihat, kota ini lebih metropolitan dibandingkan kota-kota tua yang ada di Jerman.
Tak jauh dari kota tua, kami berjalan menuju gereja dan museum johann sebastian bach. Sebenarnya gereja ini bernama St Thomas Lutheran (Thomas Kirche) dimana Bach pernah bekerja alias bermusik, tapi karna ada patung Bach disitu jadinya, lebih terkenal dengan sebutan Gereja Bach. Di depan gereja ini, kami memasuki museum bach. Disini dipajang semua karya bach dan sejarahnya, dan saya sempat mendengarkan musik langsung di dalam museum ini. Keren banget. Tentunya kami tak lupa berfoto di depan patung dan di dalam museum. Kesempatan yang langka.
Melanjutkan perjalanan, kami mengelilingi kota dengan berjalan kaki, dengan memandangi dan mengagumi bangunan-bangunan yang ada. City-Hochhaus Leipzig –dibangun tahun 1972 yang merupakan bangunan tertinggi di Leipzig dan bagian dari universitas-, The Federal Administrative Court of Germany dan Leipzig Neues Rathaus, merupakan beberapa gedung yang sempat kami dokumentasikan. Menurut kabar, kanselir jerman Angela Merkel juga dulunya belajar di Univeristas Leipzig di bidang Fisik.
Leipzig kota penuh sejarah yang sekarang lebih metropolis. Fasilitas yang sangat lengkap, mulai transportasi, gedung perkantoran dan perbelanjaan, semuanya terlihat sangat megah. Lepas dari itu, kami segera menuju stasiun untuk mengejar kereta menuju Freiberg, dimana kami akan transit yang hari berikutnya akan ke Saechsische Schweiz, sebuah taman nasional dekat Dresden (bersambung).
Menjadi turis tak perlu mahal!
Yup kalo pengen jadi turis di Jerman gak membutuhkan biaya yang mahal koq. Ini saya buktikan bersama teman-teman. Kami melakukan ’perjalanan wisata’ untuk menutup tahun 2008 dan membuka lembaran tahun 2009. Akhir tahun 2008 kami menjelajahi wilayah Jerman bagian timur, tepatnya di Leipzig, Saechsiche Schweiz, Dresden dan terakhir di Freiberg. Malam tahun baru kami lepas di kota Prague, Ceko. Dengan biaya transportasi gak lebih dari 70 EUR selama seminggu.
Perjalanan kami tempuh selama satu minggu. Ini kami perhitungkan supaya tetap bisa memakai tiket akhir pekan, yang tentu harganya sangat murah (37 EUR untuk berlima) dan pastinya pastikan sudah ada teman yang siap menampung (Thanks ya Widia dan Jim! Thanks ya Pak Azis). Dan tiket bus ke Prague pun gak mahal, cukup 28 EUR sudah bisa untuk pergi dan pulang. Murah kan! Meski sudah ada yang siap memberi tumpangan, tetap jangan lupa bawa Sleeping bag, buat jaga-jaga aja :D.
Terus untuk urusan makan sih tergantung selera masing-masing, kalo untuk snack sudah harus bawa dari rumah, dan kalaupun harus beli di luar, yah pastinya makan doner kebab atau KFC yang sudah jelas harganya. Tapi sekali-kali bolehlah coba makanan China, untuk memanjakan perut. Harganya masih sekitar 4-5 EUR.
Jadi jangan ragu-ragu kalau mau jalan-jalan yah..Kalo ada yang mau trip, jangan lupa ajak-ajak hehehe...Yang pasti semua harus direncakan dengan terinci... Dan harus bermodal nekat juga. Kan kapan lagi bisa menjelajahi Eropa kalau bukan sekarang. Ntar kalo dah pulang ke Indonesia, pasti susah deh...
Baca tulisan:
- Musik Bach di Leipzig
- Mendaki gunung di Saechsische Schweiz
- Jelajah kota tua Dresden
- Prosit NeuJahr aus Prague – Czech Republic
- Salju di Freiberg akhiri perjalanan