Karang-ku sayang Karang-ku malang
Posted by Traveling-freak at 11.11.08 0 comments
Tags: coral reefs, Diving, Indonesia, reef fishes, Spermonde
Marburg : Auf wiedersehen...
Tak terasa, semua cerita-cerita di Marburg akan segera berakhir, kursus bahasa sudah di titik akhir dan segera saya akan melangkahkan kaki ke kota Bremen, dimana saya akan menempuh studi. Teringat 4 bulan yang lalu ketika memulai kehidupan baru disini, di Marburg. Sebuah awal perjalanan hidup di Jerman, yang punya selisih waktu 5-6 jam dengan Indonesia. Berlima kami menjalani semuanya itu dengan rasa persaudaraan...
Semuanya masih terekam dengan sangat jelas, ketika kami harus mengangkat koper-koper di tangga Haupthbahnhof karena tidak ada lift atau eskalator, ketika kami menemukan kebab turki yang super angebot yang akhirnya menjadi langganan sampai sekarang, ketika semuanya terbangun tengah malam karena jam biologis masih Indonesia, ketika kami mengetahui letak mesjid yang satu-satunya di Marburg dengan jalan kaki, ketika saya dengan sangat paniknya pada waktu meninggalkan hotel dan melupakan dokumen-dokumen penting yang tertinggal di lobby hotel. Namun, semuanya serasa menjadi awal yang sangat luar biasa pada waktu itu. Teringat pula, bagaimana kami mencari tahu cara membayar karcis bus, jadwal bus dan rute bus seperti orang bloon. Ketika pertama kalinya membeli barang di flohmarkt. Dan yang paling mengharukan dan menggembirakan ketika kami berhasil memasak nasi dan ayam goreng untuk pertama kalinya, ketika mengatur jadwal masak, belanja dan internet, dan ketika berurusan dengan T-Mobile dan O2 yang sangat kompliziert... Huuuhhh pengalaman yang sangat menarik dan sedikit (...uupss mungkin lumayan....) memalukan. Namun kini menjadi sangat indah untuk dikenang...
Ketika kursus berlangsungpun, kami sepakat untuk menjelajahi kota-kota di Jerman sebanyak-banyaknya. Mumpung masih berlima dan pas untuk tiket akhir pekan (shoenes wochenende tiket) yang bisa untuk 5 orang. Semua dijabanin mulai dari tidur di hauptbahnhof, kejar-kejar dengan umsteigen yang kadang hanya 2 menit peralihan, dan naik taxi untuk mengejar stasiun berikutnya karna salah turun stasiun....What an experience! Jadilah Mainz, Köln, Frankfurt am Main, München, Berlin, Potsdam, dan Heidelberg. Trip Weimar, Eisenach, Spiegelslust dan terakhir ke Kassel dari tempat kursus pun tak luput dilewatkan. Serta pertemuan DAAD di Bonn juga dijadikan ajang jalan-jalan. Sudah berfolder-folder dan ber-gyga-an foto-foto yang dihasilkan.. mmmhhh... Narsisme memang harus terus dipupuk....
Di tempat kursuspun memberikan nuansa yang berbeda. Sangat menyenangkan mengetahui berbagai karakter bangsa, meski kadang membuat hati kesal tapi kalau dipikir-pikir menarik juga dan menjadi pelajaran berharga. Lebih dari sepuluh negara tergabung dalam satu kelas selama 4 bulan, Bangladesh, Palestine, USA, Israel, Nepal, Irak, Kazakstan, India, Thailand, Iran, Tanzania, Serbia dan tentu saja Indonesia. Semuanya menjadi satu! Dan selama itu pula kami diajar oleh satu orang guru yang sangat baik, Katharina Pfeiffer. Mungkin kita satu-satunya kelas yang gurunya tidak diganti. Disinipun kami bertemu dengan 2 orang Indonesia lainnya..Satu hal yang bikin bete disini adalah Mrs Jutex sang sekretaris...huuuhhh..
different culture, different way
Menginjakkan kaki di daratan Jerman, bukan hanya diartikan saya melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Disini kemungkinan besar saya akan bekerjasama secara internasional dan akan mempunyai skala riset secara internasional. Tapi lebih dari itu. Saya juga pastinya akan mendapat cultural fluency. Karena terus terang selama bulan pertama saya disini sudah mengalami cultural shock. Banyak sekali nilai-nilai yang saya bawa dari Negara saya tercinta, sangat bertolak belakang disini. Selain secara social, saya juga mendapat tekanan dari cuaca. Sangat berbeda dengan Indonesia. Namun, hal ini memberikan arti yang sangat luar biasa bagi saya pribadi, karena dengan berada disini saya jauh lebih mengenal kultul saya dalam berbagai dimensi dan jauh lebih dewasa dalam memandang berbagai hal. Dan pastinya saya mendapat banyak pelajaran tentang bagaimana mendisiplinkan diri. Sampai sekarangpun, saya masih terus menggali berbagai sisi positive yang tengah saya hadapi dalam kultul yang berbeda dan di tengah berbagai penyesuaian. I have to be adjustable, in a positive way for sure!
Disinipun saya belajar, bagaimana mengatakan Tidak dengan tetap menunjukkan respek. Memang sangat susah, karena selama 28 tahun saya dibesarkan dengan budaya timur yang sepertinya ‘harus’ mengiyakan setiap perkataan ‘orang tua’. Disini saya belajar, apa yang dipikirkan dan dibutuhkan, Utarakan! Jangan diamkan! Karena orang tidak akan tahu dan tidak akan bisa membaca yang ada dalam pikiranmu. Diam yang saya pelajari selama ini adalah bisa menjadi banyak artinya. Tapi diam disini artinya saya sudah memahami keadaan dan apa yang tengah terjadi. Nah, disinilah saya terus belajar bagaimana mengkomunikasikannya dengan baik. Setiap perkataan ‘NO’ harus selalu, ingat selalu, diikuti dengan ‘BECAUSE’. Alasan yang kita utarakan pun harus logic dan tidak mengada-ada.
Sangat banyak pengalaman yang saya dapat, meski baru 2 bulan disini. Keadaan ini menempa dan mengingatkan saya, bahwa saya itu belum ada apa-apanya. Saya masih harus terus belajar. Can’t stop learning!
What do you know about Germany?
Setelah 2 bulan di Jerman sedikit banyak pengetahuan saya bertambah. Nah disini saya akan sedikit berbagi tentang Jerman. Republik Federal Jerman terdiri dari 16 Negara Bagian, yang masing-masing Negara bagian berdaulat dan memiliki batas tertentu. Jerman ibukotanya negaranya adalah Berlin. Lagu kebangsaan Jerman adalah Das Lied der Deutschen. Setiap tanggal 3 Oktober diperingati sebagai hari raya nasional, Hari Persatuan Jerman. Kota-kota terbesar Jerman ada di Berlin (3,4 juta penduduk), Hamburg (1,7 juta), Muenchen (1,2 juta), Koln (1,2 juta) dan Frankfurt am Main (655 ribu) (sumber Fakta Mengenai Jerman 2005). Nah dari kelima kota-kota terbesar di Jerman itu, Hamburg yang belum saya kunjungi. Tapi Insya Allah akan dikunkingi karena sangat dekat dengan Bremen dan pastinya perngurusan pasport akan disana. Tahu tidak, di Jerman hanya ada 6 partai yang bertarung di pemerintahan yaitu Partai Sosialis Demokratis Jerman (SPD), Uni Demokrat Kristen (CDU), Uni Sosial Kristen (CSU), Serikat 90 Partai Hijau (Die Gruenen), Partai Demokrat Liberal (FDP) dan Partai Kiri (PDS). Nah bisa dibandingkan dengan negara kita yang partainya seabrek-abrek. Negara pasti tidak akan kondusif jika terlalu banyak partai, karena akan berarti banyak sekali kepentingan. Dan menurut saya, kemapanan sebuah negara ketika negara sudah mempunyai partai yang mapan (dimana jumlahnya terbatas dan tertentu) yang akan membawa kemakmuran. Sebagai contoh, di Jerman, di elit atas pemerintah dikuasai oleh koalisi SPD dan CDU. Itu sedikit dari pemikiran saya. Tapi saya masih optimis akan kebangkitan negara Indonesia, yang mumpung masih dalam suasasan 100 tahun Kebangkitan Nasional dan bulan ini bulan kemerdekaan kita, saya yakin kita bisa bangkit. Tetap semangat.
Jelajahi Jerman dengan murah..
Untuk langkah awal mengenal Jerman lebih jauh, saya memutuskan untuk menapaki sebanyak mungkin kota-kota yang ada disini. Dengan begitu pemahaman saya akan lebih terasa dan saya juga bisa melihat secara langsung dan tentunya menilai secara langsung Apa dan Bagaimana sebenarnya Jerman.
Setelah 2 bulan disini sudah 10 kota yang saya kunjungi. Frankfurt am Main, Eisenach, Weimar, Mainz, Koln, Muenchen, Berlin, Potsdam, Bremen dan Bonn. Ke 10 kota tersebut sudah mencakup 9 negara bagian dari 16 negara bagian yang ada di Jerman. Pokoknya saya mendalami dulu di dalam Jerman, baru kalau ada kesempatan bisa menjelajahi seluruh Eropa.
Dengan tiket akhir pecan (baca= Schoeneswochenendeticket), saya bisa menjelahi kota tersebut dengan murah dan meriah. Tiket itu berlaku untuk sampai 5 orang seharga 35 EUR (jadi kalo berlima masing2 hanya bayar 7 EUR, murah khan…) dan bisa menggunakan beberapa jenis kereta api (RE=Regional Express, RB=Regional Bahn, S-Bahn = Schnell Bahn, Tram = Strasse Bahn, U-Bahn=Unter Bahn) dan bus (untuk beberapa kota tidak berlaku tergantung kebijakan masing-masing negara bagian).
Masih sangat banyak yang harus dikunjungi, I am waiting for that time. Jadi sometimes terfikir apakah disini sebagai turis atau yang sedang belajar. Yah dua-duanya lah mumpung masih disini dan ada kesempatan. Karena sepertinya kalau sudah di Univ sudah agak berat untuk jalan-jalan. More than ready for the holidays!
Kuharap suatu hari bisa jalan-jalan bersama keluarga kecilku disini, bersama mama dan raihan!
Flohmarkt : pasar bekas murah meriah!
Sabtu pagi yang dingin tak menyurutkan langkah menuju Flohmarkt. Flohamartk adalah sejenis pasar barang bekas yang harganya sangat terjangkau. Meski sudah tahu dari buku panduan, tapi tetap saja rasa penasaran yang sangat tinggi karena ini merupakan yang pertama. Kita diantar oleh suami dari Jamela (peserta DAAD dari Irak). Berjalanlah kita menuju Markplatz yang tak jauh dari apartment.
Sesampai disana, sudah banyak orang yang jualan. Suhu menunjukkan 14ºC. Cuaca memang mendung. Tapi itu tak mengganggu untuk tetap mengitari Markplatz. Ada beberapa barang yang sangat kami incar. Yah peralatan masak memasak. Karena mulai hari ini kita dah mau memasak sendiri, tadinya masih gabung dengan Lita dan Verra.
Setelah mengitari beberapa lama, ternyata hanya rice cooker yang tidak ketemu. Di markplatz ini juga ada dua supermarket (REWE dan EDEKA), ada juga kebabhaus dan Turkish shop. Senang sekali, karena dengan adanya toko ini maka nilai Halal nya pasti terjamin. Pemilik toko inipun mengajak foto bersama, katanya kita brotherland. Dia menceritakan hubungan kekerabatannya dengan Indonesia, Aceh tepatnya.
Setelah puas berkeliling, kita memutuskan untuk kembali ke apartemen. Dan kita sepakat setelah makan siang akan ke Asian Shop/Center dan ALDI untuk berbelanja. Sebelum sampai di Asian Shop kita melewati Elizabeth Kirche dan jadinya kita berpose lagi hehehe.
Akhirnya Sabtu itu dilewati dengan menikmati masakan sendiri dengan menu Nasi dan Ayam Turki..Alhamdulilah..
Botanical Garten und EURO 2008
Posted by Traveling-freak at 8.6.08 0 comments
Tags: Botanical Garten, Euro 2008, Events, Germany, Marburg
Excursion to Weimar and Eisenach
Posted by Traveling-freak at 8.6.08 0 comments
Tags: Eisenach, Europe, Germany, Weimar, World Heritage Sites Visited
Marburg - my first city in Germany
Pyuh, akhirnya sudah di hari ke-6 tinggal di negeri orang. Jerman berjarak ribuan mil dari Indonesia. Semua perasaan bercampur aduk. Semua penyesuaian dan adaptasi dilewati. Jetlag sudah pasti. Ternyata gak berlangsung Cuma 1 hari, tapi hamper 1 minggu penyesuain. But I believe I can make it.! Insya Allah..
Hari kemarin, Kamis 05.06.2008 masih mengurus berbagai administrasi, termasuk koneksi internet. Masih agak susah, karena saya belum ada kartu student, jadi pengurus SPEAK dan Apartemen gak bisa berbuat apa2 untuk mengaktifkan account internet (so far..). Tapi saya masih berharap banget ada jalan. Yang pasti sih kalo pake kontrak setidaknya harus 2 tahun. Padahal, tinggal di Marburg cuman 4 bulan untuk kursus bahasa. Saya yakin sih, kalo sudah di uni nanti gak ada masalah. Kita kemarin sampai ke Uni-Marburg untuk mencari tahu sendiri bagamaimana prosedurnya, ternyata gak berhasil juga.
Alhasil, setelah dari t4 itu, kita di antar Mira (anak indonesia yang kuliah disini) jalan2 ke Altstadt. Tempat ini adalah kota tua Marburg. Semua bangunan kuno masih terjaga dengan rapi (seperti kota2 lainnya di Eropa lah), meskipun sudah digunakan dengan berbagai tujuan. Misalnya cafe, market, toko buku dan lainnya. Setelah itu kita melewati Elizabeth Kirche. Gereja tertua di Kota Marburg dan sepertinya juga menjadi landmark kota ini. Honey wish you were here!!!!
Tujuan akhir hari itu adalah mengunjungi mesjid. Sepertinya sih ini satu2nya mesjid yang ada di kota Marburg. Namanya Mesjid Marbach. Setelah melihat sih, bukan seperti mesjid kebanyakan di Indonesia. Kayanya sih ini bangunan rumah yang dialihfungsikan menjadi mesjid. Tapi ini cukup menggembirakan karena ada tempat untuk sholat jumat. Alhamdulillah.
Nah, hari ini, Jumat, 06.06.08, saya ada tes di kursus bahasa. Sepertinya akan setiap jumat akan ada tes seperti ini, untuk mengkaji seberapa jauh pemahaman kita selama 1 minggu pengajaran. Mudah2an hasilnya memuaskan. Aminnn.. Setelah kursus kita langsung menuju mesjid untuk sholat Jumat. Setelah berjalan kurang lebih 20 menit. Sampailah kita di sana. Sholat Jumat dengan khotbah 2 bahasa. Arab dan Jerman. Yah tentunya saya melongok aja. Gimana gak, Arab tentunya gak mengerti. Jerman yah baru belajar. Paling ngerti dikit2.
Sepulang dari sholat Jumat, kita langsung menuju Mensa (cafeteria mahasiswa). Tentunya dengan jalan kaki lagi. Wah bakal sehat banget nih disini. Bisa kurus nih..hehehehe.
Setelah lunch, kita belanja di Aldi untuk keperluan mencuci. Pas nunggu di Haltestelle. Tiba terlihat di dekat lampu merah ada kerumunan. Ternyata ada orang tua yang jatuh pingsan (entah serangan jantung atau apa). Tapi yang terlihat, semuanya terlihat tenang, tanpa ribut2. Tak lama polisi datang trus ambulans untuk menolong ibu itu. Dan yang mencengangkan juga adalah meskipun terlihat jadi macet, semua pengendara mobil tahu bagaimana memposisikan diri secara tertib. Saya pikir ini Eropa banget... kapan yah Indonesia kaya gini…
Akhirnya, bus yang kita tunggu datang juga. Gara2 accident tadi busnya terlambat 2 MENIT.. eh hanya 2 menit…hebat banget ihhh..
Hari pertama kursus!
Hari pertama kursus, dingin banget cuacanya. Sampai2 hidung meler dan sedikit menggigil, kaya’ brainfreezing. Sesampai di SPEAK kita langsung coba hot spot, tapi ternayta jatah Cuma 6 menit. Tapi kalo di computer room bisa pake sepuasnya. (Msh agak ketinggalan info nih, karena internet di wohnung blm bisa, kita harus register dl. Dan ternyata kalo bkn student agak sulit (tapi khan kita student wannabe nih).
Setelah melihat pengumuman, saya berada di elementary 2 (E2). Di kelas lumayan ada 9 Negara berjumlah 13 orang (Irak, USA, Tanzania, Nepal, Thailand, Iran, India, Bangladesh dan Indonesia).
Ada 2 kali break tapi hanya @ 15 menit. Jadi gak s4 beli makanan. Cuma bisa beli cappuccino di mesin. Tapi laperrrr banget. Pokoknya hari berikutnya harus bawa makanan kecil dan minuman ke SPEAK.
Setelah kelas berakhir kita diajak orientasi kota sama pengajar SPEAK. Nunjukin took buku, tempat teater, café, t4 laundry, dan mensa (t4 makannya student). Di mensa kita beli kartu (harganya 10 EUR, tapi 5 EUR untuk deposit). Ini bisa ditambah. Jadi pas makan tinggal nunjukin kartu trus di debet.
Abis makan kita ke Rudolph platz untuk beli kartu bus bulanan (34.4 EUR). Setelah ke laundry untuk mastiin harganya trus ke internet shop untuk liat2 kartu yang katanya murah kalo calling internasional.
Setelah itu kita pula ke wohnung. Ngerjain PR. Trus makan malam, abis jalan2 ke hutan depan rumah. O yah, disini lagi musim panas, siangnya panjang banget. Jam 4.30 udah mulai pagi, trus magrib baru pukul 21.30 malam. Untung belum puasa, kalo iya menderita banget kali yah. heheheeh
First day in Marburg
Hari ini dimulai dengan check out dari Jurgenherberg menuju SPEAK untuk registrasi ulang. Tapi kita dapat sarapan dulu. Mmmh enak banget mulai susu, sereal, jus apel, roti…wenak wenak…..
Kita pake 2 taksi menuju SPEAK, karena gitulah barang2 segambreng. Kita berlima (Hawis, Arli, Akbar, Lita dan Verra). Sesampai di SPEAK, saya lumayan panic karena ternyata tas Deutsche ist Klasse gak ada. Disitu semua berisi dokumen penting (letter of award, pas foto, ijazah dll.). Untung Ms Julia dari SPEAK nelpon ke hotel dan Alhamdulillah ada disana. Syukurlah…
Di SPEAK kita dikasi info tentang kursus, pre test, dan ngisi anmeldung (surat ijin tinggal). Hari ini juga kita masuk ke Studentenwohnheim (asrama) di Richtsberg 88 Whn.00-04/E4. Di dalam ada 2 kamar (1 kamar sendiri, 1 kamar untuk 2 orang), lemari, toilet, dapur (lengkap dengan kulkas, kompor dan wastafel), ruang belajar dan ruang tamu. Untuk bulan ini saya sekamar dengan P Akbar, Arli sendiri.
Setelah beberes kamar kita pada keluar. Naik bus menuju pusat kota. Tujuannya cari2 kartu GSM, makan, cari toko Asia, ke ALDI supermarket.
Cerita lucu hari ini:
Akbar ngetes telpon, jawabnya keras2 pdhal p aril dekaten. Kata penjualnya What a communication... kita jadinya pada ngakak abiss..hehehe
Lita ngejar bus dekat halte (indo banget) padahal ma tunggu aja ntar berhenti sendiri, kita diam dan bingung aja plus ketawa ngeliatnya, Kita sebutnya jetlag social hehehe.
Makan malam bareng (gak benar2 malam sih soalnya da jam 20:00 tapi masih terang), karena keterbatasan priring, yah terpaksa memakai apa yang ada. Misalnya p akbar memakai tutup Tupperware, dan pa aril pake tutup panci. Tapi tetep asyik karena akhirnya makan Nasi juga. Hehehe. Thanks to Lita dan Verra.. Akhirnya berguna juga rice cookernya..
DAAD farewell party
Posted by Traveling-freak at 1.5.08 0 comments
Tags: DAAD, Events, German Embassy, Goethe Institut, Indonesia