Hari keempat perjalanan, tepatnya 31.12.2008, kami melanjutkan perjalanan ke Prague, ibukota Republik Ceko. Bus (dengan harga 28 EUR PP) mengantar kami selama 2,5 jam yang akhirnya berakhir di Stasiun Praha Holecevice. Sepanjang jalan sudah bisa merasakan dinginnya Prague. Nama kota ini banyak sekali sebutannya, Prague Prag Praha Praga. Julukannya pun bermacam-macam, sebut saja "the mother of cities", "city of a hundred spires" dan "the golden city”.
Kamipun tak menyia-nyiakan waktu. Dengan tiket 24 jam yang seharga 100 Korun (1 EUR = 24 Korun) kita menaiki kereta metro (kereta bawah tanah). Tujuan awal kami hari itu langsung ke KBRI Prague. Yup! Niatnya kita mau numpang tidur disana, soalnya udah pikir sayang banget nyewa hostel hanya untuk semalam. Padahal pastinya kita akan habis waktunya di jalan (*ngelesmodeon*). Untunglah kami bertemu dengan Pak Azis Nurwahyudi (diplomat KBRI Prague) yang sangat baik hati menawarkan untuk bermalam di apartemennya. Kita disebut beliau sebagai 5 WNI nekat (baca: http://ureport.vivanews.com/news/read/18987-modal_nekat__5_wni_tiba_di_praha). Beliapun memberikan peta perjalanan di Kota Prague lengkap dengan oret-oretannya, sehingga memudahkan kami untuk menjelajahi kota seratus menara ini. Satu pesan beliau yang selalu diulang ulang, AWAS COPET! Dan hampir semua orang di KBRI pasti semua memberi peringatan yang serupa. Jadi ngeri juga dengernya...
Petualangan hari itu dimulai dari Prague Castle. Kastil yang dibangun pada abad ke-9 ini terlihat sangat megah dan sangat luas. Dengan panjang sekitar 570 m dan lebar 130 m menempatkan kastil ini sebagai salah satu yang terbesar di dunia berdasarkan Guinness Book of Record. Ditengah kastil terdapat St Vitus Cathedral, sebuah gereja qothic yang sangat indah yang mengingatkan saya dengan Dom di Koeln. Saking besarnya, saya harus jungkir balik untuk bisa mendapatkan semua view dengan baik…
Lepas dari kastil ini, kami melangkahkan kaki menuju Charles Bridge. Ini juga merupakan ikon kota Prague. Jembatan ini berdiri kokoh diatas sungai Vltava. Konstruksi jembatan historis ini sejak tahun 1357 oleh raja Charles IV dan selesai di awal abad ke 15. Disepanjang jembatan ini terdapat banyak patung-patung, salah satunya John of Nepomuk, yang kisahnya dia dibuang dari Charles Bridge oleh Raja Roman dan Raja Bohemia. Disini juga ada beberapa relief , salah satunya raja dan anjing, katanya jika mengelus relief anjing ini akan kembali ke Prague lagi. Ratusan turis berjubel dan ngantri untuk dapat kesempatan itu, termasuk kami. Di tepi sungai Charles Bridge, banyak juga turis yang memberikan makan pada angsa dan merpati. Sepertinya angsa dan merpati itu sudah tahu dengan kebiasaan turis ini. Hal ini memberikan pemandangan yang sangat indah dan romantis. Coba saya pergi dengan anak dan istri yah...
Setelah puas berfoto ria diatas Charles Bridge, kami langsung menuju Astronomical Clock (yang oleh Pak Azis disebut Jam Bego). Ternyata disinipun sudah ribuan turis memadati. Saya penasaran dengan jajanan yang baunya sedap seperti bakwan, langsung saja saya beli. Ternyata namanya Brambori (Potatos Pancake). Tak jauh dari situ juga dijual roti Trdlo yang beraroma kayu manis, tapi sayang roti ini belum sempat saya coba. Ternyata kedua makanan tadi, termasuk khas di Prague. Kami sudah sepakat kalau malam pergantian (countdown) akan dilalui disini.
Hari menjelang malam, kita makan di restoran China (pilihan terakhir setelah semua KFC Kebab dan McD tutup). Setelah melepas dahaga dan penat. Kita mencoba tram dan berakhir di National Museum yang didepannya ada patung Raja Charles IV berkuda. Di daerah Wencesclav Square ini sudah ada panggung dan siap menyambut pergantian tahun. Kamipun turut serta dalam keramaian tersebut. Artis2 lokal Prague bernyayi dengan suka ria, meski gak ngerti sama sekali bahasanya kita ikutan bergembira hahahaha....
Malam semakin mendekati angka 12, kamipun berjalan menuju jam Bego. Suhu -8 derajat celsius tak menyurutkan langkah, meski harus dibantu dengan segelas coklat hangat. Ribuan orang sudah berdiri di depan jam yang sama sekali tidak saya mengerti, hanya ada dua jam ’normal’ disampingnya. Semua orang sudah bersiap dengan petasan dan trompetnya. Tak ayal, begitu jam berdentang, kembang api mewarnai langit Prague, dentuman petasan dimana-mana, pasangan kekasih saling berpagutan mesra (hiks pengennn...).. Selamat Tahun Baru! Prosit Neujahr! Statsny Novy Rok!
Beberapa saat setelah itu kamipun memutuskan pulang. Dan sialnya kami (saya, Andi dan Akbar) terpisah dengan Pak Azis dkk, karena begitu ramainya manusia. Dengan susah payah menembus, kamipun keluar dari kerumunan. Alhamdulilah untungnya masih ada HP, langsulah saya menghubungi Pak Azis dan beliau dengan sangat baik menjemput kami. Thanks banget ya Pak!
Esoknya kami sudah disuguhi dengan nasi goreng plus ikan teri dan sambel. Enak banget! Kamipun juga banyak ngobrol tentang negara tercinta sampai-sampai sudah hampir jam 1 siang. Kamipun bergegas menuju tram dan tujuan akhir hari itu adalah menikmati keindahan Prague dari menara Petrin (sejenis replika Menara Eiffel).
Akhirnya, perjalanan Prague berakhir. Berjuta pengalaman, kekaguman, pelajaran hidup dan harapan bersatu untuk menyambut tahun baru 2009 ini. Mudah-mudahan segala hal yang direncanakan tahun ini berjalan dengan lancar dan selalu diberi kesehatan oleh yang maha kuasa (bersambung).
0 comments:
Post a Comment